Wednesday, April 4, 2012

Prodi TH bermitra dengan MUI Kab. Jember dan ISID Gontor Gelar Seminar Tafsir al-Qur'an

Seiring dengan munculnya berbagai ragam metode yang digunakan oleh banyak mufassir dalam memahami teks al-Qur’an membuat Program Studi Tafsir Hadits Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember dan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, Selasa (20/03) Gelar Seminar Sehari tentang tafsir al-Qur’an di ruang VIP.
Dalam seminar yang dihadiri oleh lima tim narasumber dari ISID Gontor ini banyak mendialogkan berbagai macam kritik terhadap beberapa metode yang digunakan dalam memahami al-Qur’an. Mereka menghawatirkan akan terjadi kekeliruan dalam memahami teks-teks al-Qur’an, sehingga masyarakat salah dalam menggunakan sebagai dasar pijakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap seminar ini selain menjadi salah satu media yang bisa dimanfaatkan oleh kalangan akademis untuk mendialogkan berbagai macam kritik metode yang dipergunakan dalam tafsir al-Qur’an sehingga dapat menumbuhkan pemahaman Islam secara luas, juga menjadi sarana untuk kaderisasi bagi kalangan akademis muda, karena itu dalam kegiatan ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan program MUI dalam pembinaan Da’i” Ungkap ketua tim dari ISID Gontor Dr. Moh. Bahrun, MA.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua STAIN Jember, Prof. Dr. H. Moh. Khusnuridlo, M.Pd. Menurutnya saat ini banyak kalangan para da’i yang belum dapat menguasai pemahaman tentang al-Qur’an secara baik, karena itu program semacam ini setidaknya akan memberikan kontribusi besar terhadap upaya untuk menyiapkan kader ulama yang dapat memahami al-qur’an dengan baik,’ Tegasnya.
Sementara narasumber yang hadir dalam seminar sehari itu masing-masing diantaranya; Asep Setiawan membahas tentang Kritik atas metodologi hermeneutika al-qur’an “mazhab yogya” dalam studi al-qur’an, Dasram Effendi membahas gerakan inkar sunnah Dari dulu hingga kini, Muhammad Kholid Thohiri membahas paradigma dan metodologi studi Islam di PTAIN (studi analitis-kritis), Hamid Abu Zayd membahas tentang kritik terhadap konsep tanzil nasr, Moch.muzayyin membahas implikasinya terhadap status al-qur’an dan Taufik Apandi membahas tentang kritik atas kesalahpahaman feminis terhadap mufasir dan metode penafsirannya. (Minan Jauhari/Roni-Rijal/Humas)
sumber: http://www.stain-jember.ac.id/ 

No comments:

Post a Comment

Sobat,..lg belajar nulis,.mohon masukan dan komentarnya ya...makasih..