Seiring
dengan munculnya berbagai ragam metode yang digunakan oleh banyak
mufassir dalam memahami teks al-Qur’an membuat Program Studi Tafsir
Hadits Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember menggandeng
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember dan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, Selasa (20/03) Gelar Seminar Sehari tentang tafsir al-Qur’an di ruang VIP.
Dalam
seminar yang dihadiri oleh lima tim narasumber dari ISID Gontor ini
banyak mendialogkan berbagai macam kritik terhadap beberapa metode yang
digunakan dalam memahami al-Qur’an. Mereka menghawatirkan akan terjadi
kekeliruan dalam memahami teks-teks al-Qur’an, sehingga masyarakat
salah dalam menggunakan sebagai dasar pijakan dalam kehidupan
sehari-hari.
“Kami
berharap seminar ini selain menjadi salah satu media yang bisa
dimanfaatkan oleh kalangan akademis untuk mendialogkan berbagai macam
kritik metode yang dipergunakan dalam tafsir al-Qur’an sehingga dapat
menumbuhkan pemahaman Islam secara luas, juga menjadi sarana untuk
kaderisasi bagi kalangan akademis muda, karena itu dalam kegiatan ini
juga merupakan bagian dari pelaksanaan program MUI dalam pembinaan
Da’i” Ungkap ketua tim dari ISID Gontor Dr. Moh. Bahrun, MA.
Hal
yang sama juga diungkapkan oleh Ketua STAIN Jember, Prof. Dr. H. Moh.
Khusnuridlo, M.Pd. Menurutnya saat ini banyak kalangan para da’i yang
belum dapat menguasai pemahaman tentang al-Qur’an secara baik, karena
itu program semacam ini setidaknya akan memberikan kontribusi besar
terhadap upaya untuk menyiapkan kader ulama yang dapat memahami
al-qur’an dengan baik,’ Tegasnya.
Sementara
narasumber yang hadir dalam seminar sehari itu masing-masing
diantaranya; Asep Setiawan membahas tentang Kritik atas metodologi
hermeneutika al-qur’an “mazhab yogya” dalam studi al-qur’an, Dasram
Effendi membahas gerakan inkar sunnah Dari dulu hingga kini, Muhammad
Kholid Thohiri membahas paradigma dan metodologi studi Islam di PTAIN
(studi analitis-kritis), Hamid Abu Zayd membahas tentang kritik
terhadap konsep tanzil nasr, Moch.muzayyin membahas implikasinya
terhadap status al-qur’an dan Taufik Apandi membahas tentang kritik
atas kesalahpahaman feminis terhadap mufasir dan metode penafsirannya.
(Minan Jauhari/Roni-Rijal/Humas)
sumber: http://www.stain-jember.ac.id/
No comments:
Post a Comment
Sobat,..lg belajar nulis,.mohon masukan dan komentarnya ya...makasih..