Sunday, April 8, 2012

SELAKSA HIKMAH DI PAGI ITU: “Masa Depan itu Kapan ya?”


SELAKSA HIKMAH DI PAGI ITU: “Masa Depan itu Kapan ya?”

Di suatu pagi menjelang siang, aku keluar dari kamar asramaku dan menuju ke tempat parkir untuk memanasi sepeda motor. Sembari menunggu, aku layangkan pandanganku ke taman. Aku lihat di sana ada bapak tukang kebun sedang melamun dengan tatapan mata yang kosong sambil memukul-mukulkan sabitnya ke rumput hijau di depannya. Sepontan, hatiku pun terusik, ada keinginan untuk mencari tahu apa yang membuat bapak itu melamun seolah-olah dunia ini sudah tidak punya harapan lagi untuk hidupannya. “Ada apa gerangan dengan bapak, sepertinya bapak sangat sedih? Ada masalah apa pak?” tanyaku dengan polos penuh perhatian. “Ade masih terlalu muda, belum tahu masalah orang tua seperti saya” jawab bapak tadi dengan lesu. “Bolehkah saya tahu pak?” jawabku sedikit memaksa. “Baiklah nak, sekarang saya baru menyesali masa lalu saya, mengapa saya dulu tidak berusaha keras dan bersungguh-sungguh untuk hidup saya saat ini” tegas bapak tadi. Terbetik rasa untuk bercakap lebih lanjut, tapi, selain merasa tidak enak untuk menyampaikan sedikit masukan, aku pun punya keperluan sendiri untuk pergi ke salon untuk potong rambut. “Ya, mudah-mudahan semuanya menjadi pelajaran pak” kataku sambil pamit.
Greng…greng…, aku mulai tancap gas. Tak terasa, sekitar sepuluh menit,

Friday, April 6, 2012

Who am I?

        "Kang Asep", itulah sapaan akrabnya. Alhamdulillah, dengan izin-Nya, di hari pertama bulan Maret 2011, ia berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan sarjananya di Perguruan Tinggi Islam ternama di kota gudeg, Yogyakarta, dengan predikat cumlaude. Tugas Akhirnya tentang Pluralisme Agama dalam Perspektif Al-Qur'an pun direkomendasikan untuk diterbitkan (mungkin karena pada saat itu wacana Pluralisme Agama sedang genjar). Di samping itu, karena ia termasuk mahasiswa jurusan Tafsir Hadis Program Khusus (diselenggarakan atas kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Pendi Pontren Depertemen Agama [sekarang Kementrian Agama]) atau dikenal dengan Mahasiswa PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi), ia pun diwajibkan untuk menuntut ilmu di Ma'had 'Ali PonPes Aji Mahasiswa Al-Muhsin Krapyak, asuhan KH. Drs. Muhadi Zainuddin, Lc. MA. Selang beberapa minggu setelah kelulusannya dari Kampus Putih itu, ia pun segera mempertahankan Tugas Akhirnya di Ma'had 'Ali Krapyak tersebut. Ia dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar "Lc" di bulan Mei 2011.
          Kang Asep, yang memiliki nama lengkap Asep Setiawan ini, turun ke dunia fana pada hari Senin tanggal 8 September 1989. Setelah menang dalam peperangan melawan bermiliar-miliar saingannya, tidak lama kemudian,

WACANA PEMIKIRAN, PENTINGKAH? WORLD VIEW?

Minggu, 25 Maret 2012.
Sebuah Epilog Dari Dr. H. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.Phil., saat menjelang penutupan kegiatan Seminar Nasional Pemikiran Islam Kontemporer di Gedung Teatrikal Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari Minggu, 25 Maret 2012.
Perlu diketahui, dalam seminar ini pembicaranya ada 4:
1. Asep Setiawan: “Hermeneutika al-Qur’an Mazhab Yogya dalam Studi Al-Qur’an”
2. Muhammad Cholid Thohiri: “Paradigma dan Metodologi Studi Islam di PTAIN”
3. Muhammad Muzayin: “Konsep Tanzil Nasr Hamid Abu Zaid dan Implikasinya”
4. Dasran Efendi: “Gerakan Inkar sunnah, studi kritis sejarah dan konsepsinya”
Seperti biasa, saya selalu bersemangat mencatat apa saja yang beliau sampaikan. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh Ustadz Fahmi Zarkasyi selalu menarik, memotivasi dan menginspirasi. Mungkin juga karena persepsi positif terhadap beliau yang selalu saya bangun dalam pikiran ini.
Dengan cekatan Ustadz Fahmi Zarkasyi maju ke depan dan mulai menyampaikan epilognya.
Ada satu kata yang sangat fundamental, yakni istilah world view. Tahun 2003,

Wednesday, April 4, 2012

Seminar Tantangan Studi Al Qur'an dan Hadits

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh…
Kami Depok Islamic Study Circle (DISC) Masjid UI mengundang saudara/i fillah untuk hadir dalam acara:
Seminar TANTANGAN STUDI AL-QUR’AN DAN HADIST
Waktu dan Tempat:
Auditorium Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah UI,
Jum’at 30 Maret 2012 pukul 13:00 - 16:00 WIB.
Keynote Speaker:
Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. (Direktur INSISTS)
Materi:
1. Kritik Atas Aplikasi Metodologi Hermeneutika Al-Qur’an “Mazhab Yogya” dalam Studi Al-Qur’an (oleh: Asep Setiawan)
2.Gerakan Ingkar Sunnah

Mengkritisi Pemikiran Para Pakar Barat

SITI NUR FADILAH
 Mahasiswi STAIN Jember Jurusan Dakwah Prodi Tafsir Hadits
snf.dila@gmail.com
Seandainya Anda berada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, tepatnya di ruang 21 jurusan Dakwah Program Studi Tafsir Hadits (Prodi TH), Anda akan terheran-heran mendengar pengumuman yang disampaikan salah satu dosen jurusan Dakwah STAIN Jember. Pak Furqon, begitu panggilannya, mengumumkan bahwa Selasa (20/03) perkuliahan untuk prodi TH diliburkan. Akan tetapi semua mahasiswa prodi TH wajib mengikuti seminar.
Kami, mahasiswa sesama prodi TH pun saling berpandangan. Saking pentingnya seminar itu, mungkin, sampai-sampai kuliah diliburkan, pikir saya waktu itu.
Dan Selasa (20/03), pukul 08.30 WIB, mahasiswa prodi TH, memasuki ruang rapat VIP yang berada di belakang akademik STAIN Jember. Tidak lama berselang, para pemateri yang terhimpun sebagai peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor menempati kursi yang telah disediakan. Dalam seminar sehari yang bertema Tantangan Studi Alquran dan Hadits dari Hermeneutika hingga Inkar al-Sunnah itu, peserta PKU yang berjumlah lima orang mulai menyampaikan materi.
Pemateri pertama,  Asep Setiawan memaparkan makalah Kritik atas Metodologi Hermeneutika

Prodi TH bermitra dengan MUI Kab. Jember dan ISID Gontor Gelar Seminar Tafsir al-Qur'an

Seiring dengan munculnya berbagai ragam metode yang digunakan oleh banyak mufassir dalam memahami teks al-Qur’an membuat Program Studi Tafsir Hadits Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember dan Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, Selasa (20/03) Gelar Seminar Sehari tentang tafsir al-Qur’an di ruang VIP.
Dalam seminar yang dihadiri oleh lima tim narasumber dari ISID Gontor ini banyak mendialogkan berbagai macam kritik terhadap beberapa metode yang digunakan dalam memahami al-Qur’an. Mereka menghawatirkan akan terjadi kekeliruan dalam memahami teks-teks al-Qur’an, sehingga masyarakat salah dalam menggunakan sebagai dasar pijakan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap seminar ini

Tuesday, April 3, 2012

KRITIK ATAS METODOLOGI HERMENEUTIKA AL-QUR’AN “MAZHAB YOGYA” DALAM STUDI AL-QUR’AN

Oleh: Asep Setiawan*



Dewasa ini, ada kecenderungan di kalangan para pemikir muslim kontemporer untuk menjadikan hermeneutika sebagai mitra[1], pendekatan[2] atau bahkan sebagai pengganti ilmu tafsir Al-Qur’an.[3] Kecenderungan ini, dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, seperti, Al-Qur’an dikatakan merupakan refleksi dari dan respon atas kondisi sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat Arab Jahiliyah abad ke-7 Masehi[4] yang primitif dan patriarkis.[5] Ulumul Qur’an, dianggap tidak punya variabel kontekstualisasi.[6] Metodologi tafsir ulama klasik, diasumsikan terlalu memandang sebelah mata terhadap kemampuan akal publik, terlalu memberhalakan teks dan mengabaikan realitas.[7] Tafsir klasik, dinilai tidak memiliki teori solid yang mempunyai prinsip-prinsip yang teruji dan terseleksi.[8] Paradigma tafsir klasik, dianggap memaksakan prinsip-prinsip universal Al-Qur’an  dalam konteks apapun ke dalam teks Al-Qur’an, akibatnya, pemahaman yang muncul cenderung tekstualis dan literalis.[9] Tafsir-tafsir klasik, dinilai tidak lagi memberi makna dan fungsi yang jelas dalam kehidupan umat Islam dan telah turut melanggengkan status quo dan kemerosotan umat Islam secara moral, politik, dan budaya.[10] Dengan demikian,